PENALARAN
INDUKTIF
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik
kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Artinya,dari
fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan umum yang
diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal
tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa
contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.
contoh penalaran induktif adalah : pohon rambutan
memiliki akar, pohon mangga memiliki akar, dan pohon durian memiliki akar. jadi
setiap tumbuhan mempunyai akar penalaran
induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis
yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus
yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang
dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah,
penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji
informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang
spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1. Generalisasi yaitu
proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan
sejumlah data.
Contoh :
Hasil quick count pilkada kota bekasi masa
bakti 2013-2018. Ternyata dari 2,5jt penduduk kota bekasi hanya 2,3 juta penduduk
yang mendapat ikut serta dalam meberikan hak suara. Sisanya tidak dapat
memberikan hak suaranya (golput). Itu berarti dapat disimpulkan bahwa semua
penduduk kota bekasi dalam pilkada cukup baik dalam hal pemberian hak suara
pada pilkada kota bekasi masa bakti 2013-2018.
Macam – macam generalisasi :
- a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
- b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
2. Analogi yaitu cara
penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh :
Evan dimas adalah seorang pemain bola
TIMNAS U19 kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan
kemampuan dalam hal dribiling, kontrol dan shooting. Demikian juga dengan dendi,
dia merupakan seorang TNI AD yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan
tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik
yang kuat untuk bertanding atau membela negara. Oleh karena itu, untuk menjadi
pemain bola dan TNI AD harus memilki
mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
3. Hubungan kausal yaitu
penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika didinginkan air, membeku.
Jika didinginkan coklat membeku
Macam – macam hubungan kausal :
- a. Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha taksi di Bekasi
terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup
biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar
ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan
ekonomi.
- b. Akibat -sebab
Contoh :
Dendi mendapat nilai yang tidak bagus pada ujian
tengah semester . Dia banyak mendapat nilai D pada pada ujian tengah smester di
kelasnya. Hasil yang diperoleh dendi ini dia dapatkan karena jarang masuk kelas dan sering bolos serta
sering membatah dosen yang mengajar setiap harinya.
- c Akibat – akibat
Contoh :
Dendi adalah seorang pecandu rokok berat.
Akibat dari kecanduan rokoknya tersebut dia mengalami penyakit kanker dan harus
dirawat di rumah sakit.
Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/definisi-penalaran-induktif-dan-contohnya/