RESENSI NOVEL
Rebab Pesisir
Selatan, Malin kundang
Oleh : Dodi Kurniadi
Judul : Rebab Pesisir Selatan, Malin Kundang
Pengarang : Syamsuddin Udin, Nafron hasjim
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia
Tahun Terbit Edisi pertama & kedua :
Oktober 1993, Juni 1996
Dimensi : 72 halaman, 21 cm
ISBN : 979-461-158-1
A.
SINOPSIS NOVEL
Dalam
segala ceritanya digambarkan pada novel malin kundang ini, sangat
memperihatinkan apalagi melihat seorang anak yang di kutuk menjadi sebuah batu.
Dikaki gunung padang tinggal seorang ibu tua (janda) dengan seorang anaknya
yang bernama malin kundang. Kehidupan keluarga ini sangat miskin. Mereka
tinggal di gubuk, bekerja mencari kayu api, untuk dijual guna memenuhi
kehidupan sehari-hari.
Suatu
petang maling kundang melihat sebuah kapal besar merapat di pelabuhan muara
padang. Segera pikirannya melayang, pergi bertualang berlayar dengan kapal itu.
Alangkah senangnya bila ia dapat merantau ke negeri seberang. Disana ia akan
berusaha sekuat mungkin memperjuangkan hidup, mengumpulkan harta untuk
dipersembahkan kepada bundanya. Harapan ini tak akan mungkin diwujudkannya bila
ia masih tetap tinggal digubuknya. Keinginan ini disampaikan kepada ibunya.
Ibu tua terkejut mendengar keinginan anaknya itu
mengingat usianya yang sudah lanjut. Dengan siapa ia harus tinggal. Dan
bagaimana nanti kalau malin pulang sebagai orang kaya, sedangkan ia menjadi
orang tua bungkuk yang nista. Namun, malin dengan sekuat upaya berhasil
meyakinkan bundanya. Bundanya melepasnya walau dengan kepiluan.
Nahkoda jatuh iba dan menerima malin sebagai anak kapal. Mereka
berlayar menuju bugis, kampung halaman nahkoda. Malinmenunjukan kegesitan dan
ketekunannya. Nahkoda dan semua anak kapal senang kepadanya. Nahkoda membawa
malin kerumah sehingga mengejutkan anaknya. Ambun sori, yang yatim. Namun
nahkoda memperlihahatkan sayangnya kepada anak itu.
Malin
dibimbing bekerja dikapal dan berniaga. Mereka berlayar dari pelabuhan ke
pelabuhan niaga. Keuntungan melimpah dan kepercayaan kepada malin makin
bertambah. Malin dipercayai sebagai nakhoda dan pengendali harta. Hal ini
dituangkan nakhoda tua dalam akta warisan. Kemudian beliau sakit, meninggal,
dan dikubur dilaut.
Sehingga
pada akhirnya malin bertemu dengan ibunya dengan kehidupan yang sudah kaya ,
dan ketika itu dia tidak mengakui kalau itu ibunya. Sehingga ibu sakit hati dan
mengutuk malin menjadi batu
UNSUR DALAM
NOVEL
A. UNSUR INTRINSIK
NOVEL
1. Tema : -
Kehidupan keluarga miskin yaitu seorang ibu tua dan anak nya yg durhaka kepada
ibunya yaitu malin kundang yang hidup dikaki gunung padang.
2. Latar
a.
Latar tempat :
di gubuk yang berada di kaki gunung padang, pelabuhan muara padang, jalan,
dikapal besar , kota bugis kampung
halaman nahkoda, di laut.
b.
Latar waktu :
pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari
c.
Latar suasana :
menyharukan, tegang, menyedihkan, emosi, mengerikan.
3. Tokoh
a. tokoh utama :
malin kundang
b. tokoh kedua :
ibu tua ( janda)
c. tokoh ketiga
:
nahkoda
d. tokoh
pembantu :
anak kapal, anak seorang nahkoda
4. Penokohan
a.
malin kundang :
pandai, mempercayakan, mudah bergaul, rajin, sombong,
b.
ibu tua (
janda) : sabar, bekerja keras, rajin,
bijaksana, tidak mudah putus asa.
c.
nahkoda : tegas, baik hati,
tolong menolong, penyayang, bijaksana, prihatin.
d.
anak kapal : mudah bergaul, baik hati,
tidak sombong, tolong menolong.
5. Alur
a. Alur maju. Dimana novel menceritakan keadaan
malin kundang pada saat itu kemudian menceritakan perjalanan hidup dimasa selanjutnya
sampai malin meninggal dan di kutuk menjadi sebuah batu.
6. Sudut pandang : Sudut pandang orang ketiga serba tahu
7. Gaya bahasa : Menggunakan bahasa yang
dipakai dalam kehidupan sehari
hari sehingga mudah untuk dipahmi oleh pembaca
dan menyenangkan.
8. Amanat : Ibu merupakan bagian
terpenting dalam sebuah kehidupan, maka
sayangilah ibumu selagi beliau masih hidup jangan engkau sia - siakan di masa
hidupnya, karna pengorbanan seorang ibu tidak ada batasnya untuk anaknya.
B. UNSUR
EKSTRINSIK NOVEL
1. Latar Belakang
Pengarang
Syamsuddin penulis muda berusia 22 tahun, dirinya telah
membuat novel yang berjudul Rebab pesisir selatan, malin kundang. Kaba malin kundang, rebab pasir selatan
adalah salah satu betuk sastra lisan daerah minang kabau, yang mengungkapkan
cerita yang bersifat menghibur dan memberi nasihat. Sampai sekarang tradisi ini
masih hidup dan memiliki pendukungnya baik dari kalangan berpendidikan dan
kurang berpendidikan, tua ataupun muda. Akan tetepi dengan lajunya ilmu
pengetahuan dan teknologi bukan tak mungkin minat masyrakat bergeser sehingga kehidupan tradisi
lisan menjadi terancam. Penerbitan ini merupakan salah satu usaha untuk
menyelamatkannya.
Cerita rebab jenis ini merupakan satu satunya yang disampaikan dalam bentuk
syair. Hanya pada awal dan pada akhir cerita dipakai pantun sebagai pembukaan
dan penutup cerita. Cerita malin kundang ini dimainkan oleh tukang rebab yang
bernama syamsuddin yang diterjemahkan dari hasil rekaman studio pada tahun
1980. Cerita malin kundang adalah cerita rakyat yang hidup dihati masyrakat
tidak hanya di ranah minang, tetapi dikenal secara nasional. Ceritanya tersebar
karena temanya aktual , hidup dan dimitoskan dengan adanya batu karang yang
berbentuk kapal di lokasi pantai air manis, 10 km dari pusat kodya padang.
2. Nilai-nilai
yang berkembang di masyarakat
a. Nilai Sosial : Cerita malin kundang adalah cerita
rakyat yang hidup dihati masyrakat tidak hanya di ranah minang, tetapi dikenal
secara nasional. Ceritanya tersebar karena temanya aktual.
b. Nilai Budaya : kehidupan malin kundang sangat
memperihatinkan di mulai dari perjuangan seorang ibu untuk bertahan hidup,
kegigihan malin untuk kerja keras dan mudah bergaul kepada sesama.
c. Nilai Ekonomi : seorang ibu yang hidup sendiri mempertahan
kan hidupnya dengan menjual kayu bakar, dan seorang nahkoda sungguh bijak sana
dalam mengelola keuangannya.
- Keunggulan Novel
a) Novel ini mengajarkan kita akan apa
arti sebuah pengorbanan , tegar , sabar, dan kerja kera
b) Sebuah bacaan atau kisah yang menarik
dan inspiratif
c) Kata – katanya mudah dipahami
d) Perwatakan tokoh mudah dipahami dan
digambarkan secara jelas
e) Alur cerita maju mudah dipahami, dan
alur terbutlah yang membuat kita semakin menjadi penasaran.
- Kelemahan Novel
a) Halaman novel cukup tebal
b) Ada beberapa sesi cerita yang cukup
panjang dan sedikit membosankan karena intinya sama saja.
KESIMPULAN
Kehidupan
keluarga miskin yaitu seorang ibu tua dan anak nya yg durhaka kepada ibunya
yaitu malin kundang yang hidup dikaki
gunung padang. Novel ini pantas untuk dibaca siapa saja, terutama untuk
pria. Novel ini memberikan pelajaran kepada seorang anak agar tidak melupakan
ibunya dikala susah atau pun senang. Peran malin kundang pada awalnya memang
kegigigihan dari seorang anak yang berjuang sekuat tenaga, namun pada akhirnya
dia melupakan ibunya yang melahirkan. Kekuatan seorang ibu yang merelakan
anaknya pergi dan bersabar menunggu anaknya pulang da;lam keaadaan sendirian di
gubuk kecil dibawah kaki gunung. Sekali lagi pesan dari saya hormatilah ibumu
yang melahirkan dan mendidik sehingga menjadi orang yang dewasa, mereka
mempertaruhkan nyawanya demi seorang anak.
NAMA : DODI KURNIADI
NPM : 22211197
KELAS : 3EB22
MATA PELAJARAN : SOFTSKIL BAHASA INDONESIA 2