PENALARAN
DEDUKTIF
Penalaran Deduktif adalah merupakan suatu proses
berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada,
menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan..
Faktor – faktor penalaran deduktif :1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi
A. Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah
penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat
menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1. Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)
Contoh: Semua yang berpakaian adalah
manusia. (premis)
Sebagian yang mememakai pakain
adalah manusia . (simpulan)
2. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P.
(simpulan)
Contoh: Semua kanker adalah penyakit
berbahaya. (premis)
Tidak satu pun kanker adalah
penyakit tidak berbahaya. (simpulan)
3. Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)
Contoh: Tidak seekor pun karbau
adalah kambing. (premis)
Semua kerbau adalah bukan kambing. (simpulan)
4. Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P.
(simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S.
(simpulan)
Contoh: Semua kelinci adalah
berbulu. (premis)
Tidak satu pun kelinci adalah takberbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang takberbulu adalah kelinci. (simpulan)
B. Penarikan
simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung
diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan
sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan
premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan
tidak langsung, yaitu:
1. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan).
Contohnya:
-
Semua binatang akan mati
tikus adalah binatang
Jadi, tikus akan mati. (simpulan)
2.
Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
Contoh :
1) Semua
buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang kayu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang kayu adalah manusia pekerja.
(2) Semua tukang kayu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang kayu adalah manusia pekerja.
3. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak
langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :
-
Semua korupsi adalah orang yang serakah
Djoko susilo adalah seorang pelaku
korupsi.
Jadi, djoko susilo adalah orang
serakah .
Jadi silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya,
entimen juga dapat dijadikan silogisme.
4. salah nalar
Salah nalar (fallacy) adalah gagasan, perkiraan atau
simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata
cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan
logika yang tidak masuk akal dalam tulisan.
Jenis jenis dan contoh salah nalar
A.
Deduksi yang salah : Simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi
persyaratan.
contoh :
1.
Kalau rakyat daerah banyak yang
sekolah, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
2.
Semua lampu akan pecah bila
dipukul dengan benda keras.
B.
Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.Contoh :
1.
Setiap orang yang berpendidikan
pasti hidupnya disiplin.
2.
Anak-anak dibawah umur tidak
boleh menonton film porno karna dapat mengganggu ppikiran untuk belajar.
C.
Pemilihan terbatas pada dua
alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang
tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.Contoh :
1.
Orang itu membom rumahnya agar
kejahatannya tidak diketahui orang lain.
D.
Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu
sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.Contoh:
1.
andi mendapat kan ranking
pertama setelah ia belajar keras setipa hari..
2.
Anak wanita dilarang duduk di
depan pintu agar tidak susah jodohnya.
E.
Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan
sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan
memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.Contoh:
1.
Anto walaupun lulus akademik
kedokteran tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
F.
Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan
sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.Contoh:
1.
Program air bersih tidak dapat
berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki tujuh orang anak.
Daftar
pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar