Minggu, 29 September 2013

softskill penalaran deduktif 3eb22


PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran Deduktif adalah merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan..
Faktor – faktor penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

A.      Penarikan simpulan secara langsung
Simpulan secara langsung adalah penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1.      Semua S adalah P. (premis)
Sebagian P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua yang berpakaian adalah manusia. (premis)
               Sebagian yang mememakai pakain adalah manusia . (simpulan)

2.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Semua kanker adalah penyakit berbahaya. (premis)
               Tidak satu pun kanker adalah penyakit tidak berbahaya. (simpulan)

3.      Tidak satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah tak-P. (simpulan)

Contoh: Tidak seekor pun karbau adalah kambing. (premis)
               Semua kerbau adalah bukan kambing. (simpulan)

4.      Semua S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun tak P adalah S. (simpulan)

Contoh: Semua kelinci adalah berbulu. (premis)
               Tidak satu pun kelinci adalah takberbulu. (simpulan)
               Tidak satupun yang takberbulu adalah kelinci. (simpulan)
B.  Penarikan simpulan secara tidak langsung
Untuk penarikan simpulan secara tidak langsung diperlukan dua premis sebagai data. Dari dua premis tersebut akan menghasilkan sebuah simpulan. Premis yang pertama adalah premis yang bersifat umum dan premis yang kedua adalah premis yang bersifat khusus.
Jenis penalaran deduksi dengan penarikan simpulan tidak langsung, yaitu:
1.      Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). 
Contohnya:
-          Semua binatang akan mati
tikus adalah binatang
Jadi, tikus akan mati. (simpulan)
2. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.
 

Contoh :
1) Semua buruh adalah manusia pekerja
(2) Semua tukang kayu adalah buruh
(3) Jadi, semua tukang kayu adalah manusia pekerja.

3.       Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara tidak langsung. Dan dapat dikatakan silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contohnya :

-          Semua korupsi adalah orang yang serakah
Djoko susilo adalah seorang pelaku korupsi.
Jadi, djoko susilo adalah orang serakah .

Jadi silogisme dapat dijadikan entimen. Sebaliknya, entimen   juga dapat dijadikan silogisme.

4. salah nalar
Salah nalar (fallacy) adalah gagasan, perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Pada salah nalar kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan.

Jenis jenis dan contoh salah nalar
A.     Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
contoh :
1.        Kalau rakyat daerah banyak yang sekolah, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
2.        Semua lampu akan pecah bila dipukul dengan benda keras.
B.     Generalisasi terlalu luas
Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
1.        Setiap orang yang berpendidikan pasti hidupnya disiplin.
2.        Anak-anak dibawah umur tidak boleh menonton film porno karna dapat mengganggu ppikiran untuk belajar.
C.     Pemilihan terbatas pada dua alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
1.        Orang itu membom rumahnya agar kejahatannya tidak diketahui orang lain.
D.     Penyebab Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
1.        andi mendapat kan ranking pertama setelah ia belajar keras setipa hari..
2.        Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.
E.      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
1.        Anto walaupun lulus akademik kedokteran tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
F.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh:
1.        Program air bersih tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki tujuh orang anak.
Daftar pustaka :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar